Menara terjangkung di dunia yang menawarkan sensasi
pengalaman berkesan sepanjang hayat dan pesona pemandangan metropolitan gurun.
“Jika Anda datang ke sini lima tahun lalu,” kata pemandu
wisata, “Anda tak akan melihat keajaiban ini.” Bus kami melaju di Sheikh Zayed
Road, jalan terpanjang di Dubai. Sebuah bangunan tertinggi yang mirip jarum
suntik menjadi penanda Dubai masa kini. Di kakinya terhampar pusat perbelanjaan
terluas di dunia “Dubai Mall”, sebagai pintu masuk ke menara itu. Setelah membeli tiket yang hanya berlaku satu jam seharga
100 dirham atau sekitar Rp250 ribu, kami akan dibuai pengalaman di kabin
elevator yang tak terlupakan. Inilah layanan elevator yang menempuh perjalanan
terpanjang di dunia. Kabin elevator ini muat untuk 15 orang. Seluruh dindingnya
adalah layar LCD, yang menyajikan dinamika grafis dan musik. Kami seolah
meluncur dengan kapsul ke angkasa, perjalanan ke lantai 124 itu hanya ditempuh
kurang dari satu menit. Kini, kami berada di lantai tertinggi, 828 meter.
Tibalah kami di dek observasi.
Perjalanan elevator turun masih bersensasi. Jelang turun
pencahayaan LCD sengaja meredup. Kami semua terdiam menikmati tarikan gravitasi
dalam alunan musik. Bayangkan, dalam satu detik kami melalui tiga lantai. Ini
bagaikan jatuh dari gedung pencakar langit! Tak salah jika pengelola menara ini menuliskan di sebuah
dinding ketika pengunjung menuju elevator. “Dari sebuah angan-angan menuju
kenyataan. Memberi perhatian saksama pada setiap lekukan gedung ini—sebuah
desain yang menampilkan teknik dan konstruksi kelas dunia”. Metropolitan Dubai
itu memang telah mencuri perhatian dunia! Di kaki Burj Khalifa, pengunjung bisa menikmati segarnya
kolam yang berlatar belakang menara jangkung itu. Kolam ini juga kerap
menyajikan atraksi air mancur yang menari dengan iringan musik. Pemandangan
kian indah apabila di waktu malam, apalagi kalau kita menikmatinya dari sebuah
kafe di Souk Al Bahar yang bangunannya mirip benteng tradisional Arab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar